DAMPAK CORONA BAGI BISNIS UMKM
Virus corona turut menekan dunia usaha, termasuk di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). UMKM yang paling terdampak dari penyebaran virus corona ini antara lain fesyen, kerajinan tangan, jasa transportasi online, hingga kuliner. Permasalah utama saat ini, kata Ikhsan Ketua Asoasasi UMKM Indonesia, adalah sulitnya penyerapan produk UMKM
Status tanggap darurat yang diterapkan di beberapa wilayah akibat wabah virus corona, membuat pekerja di sektor informal dan UMKM tak bekerja dan terpaksa pulang kampung.
Ikhsan Ingratubun, mengungkapkan pendapatan usaha UMKM "pupus" gara-gara wabah Covid-19, sehingga mereka kesulitan untuk membayar biaya-biaya dan gaji atau honor pekerja.
Dampaknya adalah banyak dari pekerja UMKM terpaksa pulang kampung.
UMKM pada kondisi lockdown akan sulit bertahan, terutama masalah bahan baku, apalagi jika bahan bakunya secara keseluruhan merupakan hasil pengiriman dan tidak dihasilkan di wilayah itu. salah satunya pertimbangan tidak lockdown di Jakarta karna kita tau dominasi ekonomi Jakarta bagi Indonesia. Pengaruh dari lockdown saat ini masih belum berpengaruh secara signifikan terhadap UKM atau UMKM yang ada di nasional maupun regional.
Salah satu sektor yang dirugikan adalah sektor pariwisata. Penyebaran virus Corona menyebabkan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia akan berkurang. Sektor-sektor penunjang pariwisata seperti hotel, restoran maupun pengusaha retail pun juga akan terpengaruh dengan adanya virus Corona. Okupansi hotel mengalami penurunan sampai 40 persen yang berdampak pada kelangsungan bisnis hotel. Sepinya wisatawan juga berdampak pada restoran atau rumah makan yang sebagian besar konsumennya adalah para wisatawan. Melemahnya pariwisata juga berdampak pada industri retail.
Penyebaran virus Corona juga berdampak pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) karena para wisatawan yang datang ke suatu destinasi biasanya akan membeli oleh-oleh. Jika wisatawan yang berkunjung berkurang, maka omset UMKM juga akan menurun. Di antara semua rekomendasi yang diinginkan oleh pihak pelapor sangat bervariatif, yakni mayoritas menginginkan adanya subsidi agar penjualan tetap berjalan, dan sebagian menginginkan kepastian tentang bahan baku agar tetap tersedia dan mudah didapat, di carikan alternatif pasar, ingin melakukan transaksi langsung kembali, dan meminta pemerintah untuk bantu memasarkan produknya.
x
Status tanggap darurat yang diterapkan di beberapa wilayah akibat wabah virus corona, membuat pekerja di sektor informal dan UMKM tak bekerja dan terpaksa pulang kampung.
Ikhsan Ingratubun, mengungkapkan pendapatan usaha UMKM "pupus" gara-gara wabah Covid-19, sehingga mereka kesulitan untuk membayar biaya-biaya dan gaji atau honor pekerja.
Dampaknya adalah banyak dari pekerja UMKM terpaksa pulang kampung.
UMKM pada kondisi lockdown akan sulit bertahan, terutama masalah bahan baku, apalagi jika bahan bakunya secara keseluruhan merupakan hasil pengiriman dan tidak dihasilkan di wilayah itu. salah satunya pertimbangan tidak lockdown di Jakarta karna kita tau dominasi ekonomi Jakarta bagi Indonesia. Pengaruh dari lockdown saat ini masih belum berpengaruh secara signifikan terhadap UKM atau UMKM yang ada di nasional maupun regional.
Salah satu sektor yang dirugikan adalah sektor pariwisata. Penyebaran virus Corona menyebabkan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia akan berkurang. Sektor-sektor penunjang pariwisata seperti hotel, restoran maupun pengusaha retail pun juga akan terpengaruh dengan adanya virus Corona. Okupansi hotel mengalami penurunan sampai 40 persen yang berdampak pada kelangsungan bisnis hotel. Sepinya wisatawan juga berdampak pada restoran atau rumah makan yang sebagian besar konsumennya adalah para wisatawan. Melemahnya pariwisata juga berdampak pada industri retail.
Penyebaran virus Corona juga berdampak pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) karena para wisatawan yang datang ke suatu destinasi biasanya akan membeli oleh-oleh. Jika wisatawan yang berkunjung berkurang, maka omset UMKM juga akan menurun. Di antara semua rekomendasi yang diinginkan oleh pihak pelapor sangat bervariatif, yakni mayoritas menginginkan adanya subsidi agar penjualan tetap berjalan, dan sebagian menginginkan kepastian tentang bahan baku agar tetap tersedia dan mudah didapat, di carikan alternatif pasar, ingin melakukan transaksi langsung kembali, dan meminta pemerintah untuk bantu memasarkan produknya.
x
Komentar
Posting Komentar